Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Pasar Gedhe Solo

Pasar Gede Harjonagoro Pasar Gede Hardjonagoro pada tahun  2005 . Pasar Gede Hardjonagoro  ( Jawa :  Pasar Gedhé Hardjanagara ,  Hanacaraka :  ꦦꦯꦂꦓꦼꦢꦺ​ꦲꦂꦗꦟꦓꦫ ) adalah pasar terbesar di  Kota Surakarta . Pasar Gede secara harafiah berarti “Pasar Besar” dalam bahasa Jawa. Sejarah Sunting Pada zaman kolonial Belanda, Pasar Gede mulanya merupakan sebuah pasar kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektare, berlokasi di persimpangan jalan dari kantor gubernur yang sekarang berubah fungsi menjadi  Balaikota Surakarta . Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek  Belanda bernama  Ir. Thomas Karsten . Bangunan pasar selesai pembangunannya pada tahun 1930  dan diberi nama Pasar Gedhé Hardjanagara. Pasar ini diberi nama pasar gedhé atau “pasar besar” karena terdiri dari atap yang besar. Seiring dengan perkembangan masa, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Pasar gede terdiri dari dua bangunan yan...

Sejarah Kebaya

Asal kata kebaya berasal dari kata  arab   abaya yang berarti pakaian. Ada pendapat yang menyatakan kebaya berasal dari  China . Lalu menyebar ke  Malaka ,  Jawa ,  Bali ,  Sumatera , dan  Sulawesi . Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat. Namun ada juga pendapat bahwa kebaya memang asli dari  Indonesia . Karena pakaian asli  China  adalah  Cheongsam  yang berbeda dari kebaya. Bentuk paling awal dari kebaya berasal dari istana  Majapahit   sebagai sarana untuk memadukan perempuan Kemban yang ada, tubuh bungkus dari perempuan aristokrat menjadi lebih sederhana dan dapat diterima oleh yang baru memeluk agama Islam.  Aceh ,  Riau  dan  Johor dan  Sumatera Utara  mengadopsi gaya kebaya  Jawa  sebagai sarana ekspresi sosial status dengan penguasa Jawa yang lebih alus atau halus. Nama kebaya sebagai pakaian tertentu te...
Kebaya Khas Jawa Tengah             Kebaya merupakan busana tradisional yang umumnya telah dikenal di seluruh Indonesia, namun kebaya lebih identik dipakai oleh wanita-wanita Jawa. Model dan jenis kebaya nya pun berbeda disetiap daerah yang tersebar diseluruh wilayah Jawa. Jawa Tengah memiliki model kebaya tersendiri, kebaya yang biasa dipakai wanita jawa tengah biasanya model kebaya Solo/ Surakarta. Solo merupakan daerah yang dikenal sebagai wilayah keraton dan kerajaan yang masih kental dengan nuansa-nuansa kerajaan. Kebaya khas jawa tengah pada umumnya adalah kebaya yang terbuat dari kain beludru hitam, brokat, atau nilon. Dewasa ini, baju kebaya panjang merupakan pakaian untuk upacara perkawinan. Kebaya panjang kebanyakan terbuat dari kain beludru hitam atau merah tua, yang dihiasi pita emas di tepi pinggiran baju. Kain jarik batik yang berlipat (wiron) tetap diperlukan untuk pakaian ini, tetapi biasanya tanpa memakai selendang. Sanggulnya dihiasi de...

Seni Tari

Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia Definisi Tari  : Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya : Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ) Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat) Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang. Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya dilakuka...

Tari Gambyong

Tari gambyong  merupakan salah satu dari bentuk tari tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah. Tari gambyong merupakan hasil dari perpaduan tari rakyat dan tari keraton. Asal mula kata ‘Gambyong’ awalnya merupakan nama dari seorang waranggana atau wanita yang terpilih (wanita penghibur) yang mana pandai serta piawai dalam membawakan tarian indah serta lincah. Nama lengkap dari waranggana tersebut di atas ialah Mas Ajeng Gambyong. Awal mula, tari gambyong ini hanya sebagai bagian tari tayub atau dapat disebut tari taledhek.  Istilah taledhek ini digunakan juga sebagai penyebut penari taledhek, penari tayub, serta penari gambyong. Sejarah dari Tari Gambyong yang berasal dari Jawa Tengah tersebut juga bisa diartikan sebagai tarian yang bersifat tunggal yang dapat dilakukan oleh wanita atau penari yang memang dipertunjukkan sebagai permulaan dari penampilan tari atau bisa disebut pesta tari. Gambyongan sendiri mempunyai arti  golekan  atau ‘boneka terbuat dari kayu’...
 Pasar Klewer Solo Selain wisata budayanya, Kota Solo juga terkenal dengan wisata belanjanya. Salah satu wisata belanja yang tak mungkin untuk dilewatkan adalah belanja di Pasar Klewer Solo. Pasar Klewer merupakan pasar yang menyediakan berbagai macam kain, batik dan pakaian terbesar di Solo. Disini anda dapat membeli pakaian dengan harga murah, karena di pasar Klewer tempatnya grosir pakaian. Namun perlu diingat juga bahwa anda juga harus pandai-pandai menawar harga. Kalau tidak pintar menawar bisa-bisa malah harga pakaiannya menjadi mahal.
Istana/ Pura Mangkunegaran Setelah Kerajaan Mataram dipecah oleh Belanda / VOC menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, ternyata krisis yang dihadapi Kerajaan Mataram ini belum berakhir. Dua tahun setelah Perjanjian Giyanti, Kasunanan Surakarta dipecah lagi menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Pemecahan ini melalui perjanjian Salatiga pada tahun 1755. Sebagai Raja Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang kemudian bergelar Mangkunegoro I. Saat ini Pura Mangkunegaran dapat dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin melihat koleksi peninggalan jaman dahulu, khususnya berupa benda sejarah yang berhubungan dengan Raja-raja Mangkunegaran. Selain itu Pura Mangkunegaran saat ini dijadikan tempat upacara adat dan tari Beksan.

Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan Solo Solo merupakan Kota yang terkenal akan batiknya sehingga tak heran apabila di Solo ada kampung batik. Sebenarnya ada 2 kampung batik yang terkenal di Solo yaitu Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Di dua tempat ini sama-sama terdapat banyak pengrajin batik tradisional. Namun kabarnya kedua tempat ini memiliki corak yang berbeda dalam pembuatan batik. Di Kampung Batik kauman, motif atau corak batik lebih cenderung gelap, sedangkan di Laweyan cenderung gelap. Namun pastinya kedua tempat ini menyediakan oleh-oleh khas Solo berupa batik. 
Museum Batik Danar Hadi Solo Jika anda dari luar kota dan sedang berkunjung untuk wisata ke Solo nampaknya kurang lengkap apabila belum membeli batik Danar Hadi sebagai oleh-oleh. Danar Hadi merupakan merek batik ternama dari Solo. Selain outlet penjualan, Danar Hadi juga membuat sebuah museum tentang batik yaitu Museum Batik Danar Hadi. Di Museum ini pengunjung dapat melihat koleksi motif berbagai macam batik dari seluruh nusantara.

Ngarsopuro

Ngarsopura Night Market Solo Ngarsopuro merupakan bagian dari jalanan di Kota Solo yang disulap sedemikian rupa menjadi kawasan yang sangat nyaman untuk kumpul-kumpul bagi warga Solo. Kawasan Ngarsopuro ini tepatnya berada di Jalan Diponegoro atau bagian selatan Pura Mangkunegaran. Pada hari biasa setiap malam tempat ini ramai dikunjungi kawula muda untu sekedar nngkrong Namun setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 - 21.00 WIB tempat ini dijadikan sebagai pusat keramaian berupa adanya pedagang yang menjajakan barang dagangannya untuk pengunjung. Barang yang dijajakan adalah berupa kerajinan, batik, souvenir, kuliner khas Solo dan barang oleh-oleh lainnya

Museum Radya Pustaka

Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka terdapat di dekat Kompleks Taman Sriwedari Solo. Museum ini merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Di dalam museum ini banyak menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan Kota Solo dan peninggalan Keraton Mataram. Salah satu koleksi yang cukup terkenal adalah koleksi berupa porselen yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Sri Susuhunan Paku Buwono IV. Namun sayangnya museum ini pernah mengalami cerita buruk yaitu berupa pencurian benda-benda koleksi yang dilakukan oleh oknum keluarga kerajaan Surakarta. Namun kasus ini telah diselesaikan oleh kepolisian. Hal ini menunjukkan betapa selama ini kita kurang menghargai sejarah negeri sendiri. Seharusnya kita selalu menjaga barang-barang peninggalan sejarah agar dapat selalu mengenang sejarah bangsa sendiri.

Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Berkunjung ke Kota solo rasanya kurang lengkap apabila belum mengunjungi Keraton Surakarta. Keraton ini bernama engkap Keraton Surakarta Hadiningrat. Dahulu keraton ini adalah bagian dari kerajaan Mataram, namun karena permasalahan politis dengan Belanda akhirnya Kerajaan Mataram ini dipecah menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin Oleh Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi ini kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I sekaligus titik awal Kerajaan Yogyakarta yang masih berdiri sampai saat ini. Sampai saat ini keraton Surakarta masih berdiri dengan tegak. Didalamnya banyak tersimpan berbagai peninggalan Raja-raja sebelumnya. Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi di dalam Istana ini. Selain itu di Keraton Surakarta juga sering diselenggarakan upacara adat pada hari-hari tertentu, seperti Sekaten pada malam Maulid nabi dan arak kebo Kyai Slamet saat malam 1 Suro.
Solo, The Spirit of Java Surakarta or more famous as Solo is lying across in fertile plain terrain along the longest river in Java, Bengawan or River Solo. Flanked by mountain volcanoes Merapi and Merbabu in the north, and mount Lawu in the southeast border, is famous as a stronghold and center of Javanese culture and tradition. The tranquil town of Solo with its charming and soft-spoken people has several amazing names as a sign of adoration, such as: the city that never sleeps, the center of culture and the city of pleasure. Some foreign travelers say that Solo is the least westernized town in Central Java. The grave of Ki Ageng Enis He was the great grand son of King Brawijaya V, the grand father of Panembahan Senopati (the First king of Mataram Kingdom II), many pilgrims visit his grave in Laweyan. The Bengawan or River Solo This longest river in Java flows along the eastern edge of the town from its source in the lime stones hill of the south, near East Java border ...